Translate

Monday, March 17, 2014

Pengembangan SMU Swasta Unggulan

BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia baru pada abad XXI yang kita cita-citakan adalah sebuah masyarakat terbuka (transparan). Artinya, komunikasi antara manusia dalam berbagai arena kehidupan akan bebas dari hambatan-hambatan. Dalam bidang kehidupan sosial  politik, arus demokratisasi dan hak asasi manusia menjadi isu utama yang tidak bisa tidak semua negara di belahan dunia, termasuk Indonesia, harus siap menerimanya.
Dalam bidang budaya, tampak adanya suatu gelombang besar berupa munculnya ide budaya global yang melanda seluruh pelosok dunia dengan kemajuan teknologi komunikasi. Demikian pula dengan semakun murahnya perhubungan udara, maka komunikasi antar manusia bukan hanya lebih cepat melainkan menjadi lebih murah. Sehingga pengenalan terhadap budaya dan bangsa-bangsa lain di dunia merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan.
Dengan adanya dunia tanpa batas (borderless world), perdagangan bebas, dan dunia yang terbuka, maka umat manusia bisa lebih saling mengenal kemampuan suatu bangsa, saling mengetahui kekayaan dan kebudayaan bangsa lain. Maka dengan sendirinya manusia semakin memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dan horizon yang luas.
Berkaitan dengan hal itu, manusia dituntut untuk unggul dalam hasil karyanya. Hal ini disebabkan oleh masyarakat baru, masyarakat yang terbuka tadi, yang memberikan berbagai jenis kemungkinan pilihan (alternatif). Maka dari itu, pemerintah selaku orang yang berwenang dalam hal tersebut, sudah seharusnya menciptakan program atau sarana yang dapat dijadikan untuk menciptakan manusia yang unggul. Misalnya, pemerintah telah mencanangkan pendi           dikan dasar 9 tahun dan pendidikan atas selama 3 tahun. Dalam pendidikan atas itulah, seorang murid dilatih dan dipupuk menjadi manusia yang berguna untuk masa depan.
Namun, untuk saat ini pemilihan sekolah menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan pihak sekolah. Bagaimana strategi agar para murid yang menjadi obyek ajar bisa menjadi seseorang yang berguna bagi negaranya. Banyak kesenjangan pendidikan yang terjadi yang hanya gara-gara kurang tersedianya lapangan pekerjaan bagi mereka.
B.                 Rumusan Masalah
Dari penafsiran di atas, pokok permasalahan antara lain:
1.      Bagaimana Tantangan indonesia di Abad XXI?
2.      Bagaimana Masyarakat Berpendidikan yang Dicita-citakan?
3.      Bagaimana Strategi yang Perlu Dikembangkan?
4.      Bagaimana Pengembangan SMU Swasta Unggulan?
C.                Tujuan Rumusan Masalah
1.      Dapat menjelaskan bagaimana tantangan Indonesia di abad XXI itu.
2.      Dapat menjelaskan bagaimana Masyarakat yang Berpendidikan yang Dicita-citakan
3.      Dapat menjelaskan strategi yang Perlu Dikembangkan
4.      Dapat menjelaskan Pengembangan SMU Swasta Unggulan
D.                Sumber Data
1.      Dokumentasi
2.      Buku “Menuju Masyarakat Belajar” Karangan Indra Djati Sidi, Ph.D













BAB II
PEMBAHASAN
A.    TANTANGAN INDONESIA DIABAD XXI
Di era Indonesia baru, pendidikan nasional kita setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks. Tantangan itu antara lain sebagai berikut:[1]
Pertama; tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan perkembangan berkelanjutan.
Kedua; tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat agraris ke masyarakat modern, menuju masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Ketiga; tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat. Yaitu bagaimana meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya yang bermutu dan mampu bersaing sebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks).
Keempat; munculnya kolonialisme baru di bidang iptek dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik. Dengan demikian kolonialisme kini tidak lagi berbentuk fisik, melainkan dalam bentuk informasi. Berkembanganya teknologi informasi dalam bentuk komputer dan internet, sehingga bangsa kita menjadi bangsa yang tergantung kepada bangsa barat dalam hal teknologi dan informasi. Inilah bentuk kolonialisme baru yang menjadi semacam viritual enemy yang telah masuk ke seluruh pelosok di dunia ini.
Semua tantangan itu menuntut SDM Indonesia, khususnya generasi muda agar meningkatkan serta memperluas pengetahuan, wawasan keunggulan (baik komparatif maupun kompetitif), keahliann yang profesional, serta keterampilan dan kualitasnya[2].
B.     MASYARAKAT BERPENDIDIKAN YANG DICITA-CITAKAN
Berdasarkan posisi serta tantangan seperti diuraikan di atas, bagaimanakah wujud masyarakat Indonesia baru yang dicita-citakan? Jawabannya tentu saja adalah masyarakat yang berpendidikan (educated society). Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan, khususnya dalam menghadapi masa depan harus ditujukan pada reformasi kelembagaan pendidikan secara total, agar pendidikan nasional kita memiliki kemampuan untuk melaksanakan peran, fungsi, dan misinya secara optimal.
Profil kemampuan pendidikan ini amat diperlukan, sebab manusia Indonesia masa depan harus memiliki kemampuan untuk berkompetisi, berkomunikasi dan bekerja sama (bukan hanya sama-sama bekerja) dengan bangsa lain di dunia. Para lulusan lembaga pendidikan tidak mungkin menutup diri dari tantangan dan tuntutan di atas. Sebab, bangsa Indonesia tidak dapat memencilkan diri dari pergaulan masyarakat dunia. Bangsa Indonesia adalah bagian penting dari tatanan masyarakat dunia itu.
Oleh karena itu, masyarakat di era Indonesia baru menuntut hasil pendidikan yang memiliki sifat-sifat berikut ini:
Pertama; kemampuan untuk mengembangkan jaringan kerjasama (networking). Kerjasama ini semakin diperlukan, sebab manusia tidak lagi hidup terpisah-pisah tetapi berhubungan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, manusia diabad XXI adalah manusia yang ahli dalam kerjasama. Dunia perdangangan bebas yang dimulai tahun 2010 lalu akan semakin lancar manakala ada jalinan kerjasama. Tanpa jalinan kerjasama yang harmonis dan solid maka perluasan pasar akan menjadi sulit. Setiap individu dalam masyarakatabad XXI mempunyai peluang untuk mengembangkan keunggulan spesifiknya. Secara keseluruhan, sumber daya manusia yang telah dikembangkan kemampuan spesifiknya akan mampu membangun suatu tim kerja yang solid, yang pada gilirannya dapat menghasilkan produk-produk yang lebih unggul dan berkualitas.
Kedua; kaitanya dengan prinsip kerjasama tersebut, manusia abad XXI adalah cinta kepada kualitas yang tinggi. Manusia unggul adalah manusia yang terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan sesuatu. Sehingga, kualitas yang dicapai hari ini akan ditingkatkan pada hari berikutnya, dan seterusnya. Dengan demikian, hasil karya atau produk tersebut akan terus menerus meningkat kualitasnya, yang pada gilirannya akan mampu bersaing dengan produk-produk yang lain atau produk-produk bangsa lain[3].
C.    STRATEGI YANG PERLU DIKEMBANGKAN
Dengan paparan permasalahan di atas, tampaknya perlu dikembangkan sebuah strategi untuk mengantarkan pendidikan di Indonesia menuju masa depan yang lebih baik, lebih berkualitas, dan lebih fungsional, baik dari segi lembaga pendidikan itu sendiri maupun bagi masyarakat, bangsa, negara keseluruhan. Kebijakan (policy) ini menuntut pengembangan strategi operasional yang memerlukan perangkat organisasi dan manajemen yang memiliki orientasi serta manajemen yang tidak tradisional seperti sekarang ini.
Manajemen yang diharapkan tentu menuntut adanya perubahan paradigma, orientasi, pendekatan cara berfikir, serta sikap kreatif dan tidak pragmatis dan tambal sulam tetapi harus secara sistematik, menyeluruh dan mendasar. Stategi-strategi untuk mencapai cita dan harapan di atas, cara dan langkah berikut ini mungkin bisa membantu mewujudkannya:
Pertama; melaksanakan inovasi manajemen kelembagaan (institusi) pendidikan secara sistematik, total, dan mendasar dengan sasaran utamanya adalah perubahan orientasi, pandangan (visi), cara berfikir, dan pola perilaku nyata atau action sebagai manifestasi adanya perubahan orientasi dan pandangan serta cara berfikir tersebut.
Kedua; meningkatkan kualitas akademik yang mencakup kualitas proses pembelajaran, kualitas penelitian, dan kualitas pengabdian kepada masyarakat. Dengan strategi ini dihapapkan dapat dikembangkan budaya mutu yang secara bertahap dapat menjadi tradisi dan budaya dalam perilaku tenaga kependidikan dan siswa dalam proses pembelajaran, penelitian, dan pengabdian lembaga pendidikan pada masyarakat sebagai rasa tanggung jawab sosial.
Ketiga; meningkatkan kesesuaian dan kesepadanan (relevansi) pendidikan dan pelatihan dengan berbagai kebutuhan dan tuntutan yang berkembang, baik dari sistem persekolahan maupun dari dunia bisnis dan industri yang ada dan berkembang di masyarakat. Sehingga, pendidikan dan pelatihan akan mampu melebarkan dan meluaskan sasaran operasionalnya.
Keempat; meningkatkan peran internasional, baik dengan lembaga pendidikan di negara lain maupun dengan lembaga-lembaga, badan-badan, atau organisasi internasional yang termasuk governmental, dan non-governmental agencies. Strategi ini akan membuka peluang bagi pendidikan kita untuk pertukaran informasi, pengalaman, riset, karya maupun ketenagaan. Dan yang lebih fungsional adalah penyegaran pandangan (visi) dan keilmuan yang selama ini amat diharapkan dan dicita-citakan oleh pendidikan nasional kita.[4]
D.    PENGEMBANGAN SMU SWASTA UNGGULAN
Selain memperhatikan dan mempertimbangkan apa yang telah dikemukakan di atas, SMU Swasta Unggulan ke depan ini jiga mesti memperhatikan dan memperhatikan dan merenungkan beberapa pikiran berikut ini:
Pertama; sekolah ini harus dapat menampung aspirasi masyarakat yang berbeda-beda. Masyarakat yang maju menginginkan sesuatu yang lain. Dalam hal ini sekolah swasta diharapkan bukan sekedar fotocopy dari sekolah negeri yang diselenggarakan oleh masyarakat. Oleh karena masyarakat bersifat dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat yang dilayani. Dalam zaman globalisasi, ciri khas ini diharapkan memberi nilai plus yang berupa keunggulan-keunggulan, baik dalam hal akademis maupun keterampilan.
Kedua; akselerasi akreditas dimungkinkan sejauh sekolah (SMU Plus) telah mencapai titik standar berdasarkan ketentuan yang berlaku, yaitu SK Dirjen Dikdasmen No.020/Kep/C/I.83 tahun 1983. Oleh sebab itu para penyelanggara yang berhubungan dengan akreditasi agar masing-masing penyelenggara mempertimbangkan kondisi sekolah yang diselenggarakannya. Apakah sekolah layak untuk dipercepat jenjang akreditasinya atau belum, sebab dari berbagai pengalaman yang dimiliki Direktori Sekolah Swasta usulan percepatan jenjang akreditasi setelah diperiksa ke lokasi ternyata belum memenuhi syarat.
Ketiga; dalam kaitannya dengan keunggulan SMU Swasta Unggulan, juga untuk menyongsong era globalisasi, beberapa sekolah swasta menawarkan program baru yang dikenal dengan Internasional Baccalaureate (IB) Program. Program ini memang masih berstatus Proyek Rintisan, tetapi para penyelenggara sekolah unggulan sangat di anjurkan untuk mengenalnya. Pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah akan membentuk Tim Pemantau yang bertugas mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi proyek rintisan ini, apakah masih mengikuti kaidah-kaidah pendidikan di Indonesia. Sebab bila menyimpang, maka Proyek Rintisan ini tidak bisa diteruskan. Penyimpangan ini tentu lebih dikarenakan adanya perbedaan kultur, kesiapan mental, infra-suprastruktur sekolah dan lain-lain yang sifatnya lebih substansial.[5]


























PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tantangan di abad XXI antara lain sebagai berikut:
Pertama; tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Kedua; tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat agraris ke masyarakat modern, Ketiga; tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat. Keempat; munculnya kolonialisme baru di bidang iptek dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik.
Masyarakat berpendidikan yang dicita-citakan:
Pertama; kemampuan untuk mengembangkan jaringan kerjasama (networking). Kerjasama ini semakin diperlukan, sebab manusia tidak lagi hidup terpisah-pisah tetapi berhubungan satu dengan yang lainnya.
Kedua; kaitanya dengan prinsip kerjasama tersebut, manusia abad XXI adalah cinta kepada kualitas yang tinggi.
Strategi yang perlu dikembangkan:
Pertama; melaksanakan inovasi manajemen kelembagaan (institusi) pendidikan secara sistematik, total, dan mendasar dengan sasaran utamanya adalah perubahan orientasi, pandangan (visi), cara berfikir, dan pola perilaku nyata atau action sebagai manifestasi adanya perubahan orientasi dan pandangan serta cara berfikir tersebut. Kedua; meningkatkan kualitas akademik yang mencakup kualitas proses pembelajaran, kualitas penelitian, dan kualitas pengabdian kepada masyarakat. Ketiga; meningkatkan kesesuaian dan kesepadanan (relevansi) pendidikan dan pelatihan dengan berbagai kebutuhan dan tuntutan yang berkembang, baik dari sistem persekolahan maupun dari dunia bisnis dan industri yang ada dan berkembang di masyarakat. Keempat; meningkatkan peran internasional, baik dengan lembaga pendidikan di negara lain maupun dengan lembaga-lembaga, badan-badan, atau organisasi internasional yang termasuk governmental, dan non-governmental agencies.
Pengembangan SMU Swasta Unggulan:
Pertama; sekolah ini harus dapat menampung aspirasi masyarakat yang berbeda-beda. Kedua; akselerasi akreditas dimungkinkan sejauh sekolah (SMU Plus) telah mencapai titik standar berdasarkan ketentuan yang berlaku, yaitu SK Dirjen Dikdasmen No.020/Kep/C/I.83 tahun 1983. Ketiga; dalam kaitannya dengan keunggulan SMU Swasta Unggulan, juga untuk menyongsong era globalisasi, beberapa sekolah swasta menawarkan program baru yang dikenal dengan Internasional Baccalaureate (IB) Program.
B.     Harapan
Harapan saya sebagai penyusun makalah ini adalah semoga bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

























DAFTAR RUJUKAN
Sidi, Indra Djati, 2001, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu
http://wirasyahifa.blogspot.com/mengembangkan-operasional-smu-dan-sederajat.html


[1] Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu,2001),hal.42.
[2] Indra,ibid.hal.43
[3] Ibid, hal.43-44.
[4] Ibid,hal.46-47

No comments:

Post a Comment