Translate

Friday, May 2, 2014

MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Budaya Organisasi
1.                  Pengertian budaya
Edward B. Tylor mengatakan bahwa budaya adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.[2]
Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
a.    Ideas, yaitu suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b.    Activities, yaitu suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dengan kata lain wujud ini adalah sistem sosial. Sistem sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lainnya.
c.    Artifact, yaitu wujud berupa benda-benda hasil karya manusia.[3]
Menurut Ndhara fungsi budaya yaitu :
1.        Identitas dan citra masyarakat, seperti sejarah, kondisi geografis.
2.        Pengikat dalam masyarakat, saling berbagi informasi, tolong monolong, dll.
3.        Sumber budaya sebagai sumber inspirasi, kebanggaan dan suatu sumber daya.
4.        Kemampuan untuk membentuk nilai tambah.
5.        Pola prilaku, berisi norma-norma dan garis batas toleransi social
6.        Pengganti formalisasi.
7.        Budaya sebagai warisan mekanisme adaptasi terhadap budaya.
8.        Proses bangsa konkruen dengan negara sehingga terbentuk natioan state.
2.                  Pengertian Organisasi
Kata organisasi berasal dari bahasa Inggris Organization, yang berarti hal yang mengatur atau menyusun bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain, yang tiap-tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri sesuai kapasitasnya. [4]
Sulistyorini mengutip definisi organisasi dari beberapa tokoh, seperti James D. Money, mengatakan organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai satu tujuan bersama, sedangkan menurut Roolp Currier Davis, organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama di bawah kepemimpinan. Dengan demikian, organisasi dapat dipahami sebagai struktur hubungan antar pribadi.[5]
 Jadi, secara sederhana organisasi adalah suatu wadah atau setiap bentuk perserikatan kerjasama manusia yang didalamnya terdapat struktur organisasi, pembagian tugas, hak dan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari pengertian ini, maka dapat ditentukan beberapa unsur suatu organisasi akan terbentuk, unsur-unsur tersebut antara lain:
a. Sekelompok orang dimana dari orang-orang tersebut ada yang bertindak sebagai pemimpin dan dipimpin.
b. Kerjasama dengan orang-orang yang berserikat, dengan adanya kerjasama antara orang- orang yang berserikat tersebut, maka tentu ada pula pembagian tugas (wewenang), tanggung jawab, struktur organisasi, aturan-aturan asas atau prinsip yang mengatur kerjasama tersebut.
c. Tujuan bersama hendak dicapai, tujuan ini merupakan kesepakatan dari orang yang berserikat tersebut yang akhirnya dikenal dengan istilah tujuan organisasi.
3.    Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi memilki makna yang luas. Menurut Luthans , budaya organisasi merupakan norma-norma dan nilai-nilai organisasi akan berprilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya .
Budaya organisasi dapat dipandang sebagai sebuah sistem. Ia mengutip dari bukunya Mc Namara yang mengemukakan bahwa dilihat dari sisi input, budaya organisasi mencakup umpan balik (feed back) dari masyarakat, profesi, hukum, kompetisi dan sebagainya. Sedangkan dilihat dari proses, budaya organisasi mengacu kepada asumsi, nilai dan norma, misalnya nilai tentang : uang, waktu, manusia, fasilitas dan ruang. Sementara dilihat dari out-put, berhubungan dengan pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku organisasi, teknologi, strategi, image, produk dan sebagainya. Budaya organisasi sebagai sistem, banyak terdapat dalam organisasi pendidikan.[6]
Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwabudayaorganisasiadalah
4.                  Karakteristik Budaya Organisasi
Riset terbaru mengemukakan tujuh karakteristik primer berikut yang mencerminan hakikat budaya suatu organisasi.
a.         Inovasi dan pengambilan resiko.
b.        Perhatian ke rincian.
c.         Orientasi hasil.
d.        Orientasi orang.
e.         Orientasi tim.
f.         Keagresifan.
g.        Kemantapan.
Tiap karakteristik ini berlangsung pada kontinum dari rendah ke tinggi. Maka, dengan menilai organisasi itu bedasarkan tujuah karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu sendiri. Gambaran ini menjadi dasar untuk pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan perilaku apa yang seharusnya dilakukan oleh para anggotanya.[7]
B.            Arti Penting Budaya Organisasi bagi Lembaga Pendidikan Islam
Arti penting budaya organisasi, yaitu:
1.        Budaya dalam suatu organisasi tentu akan melakukan beberapa fungsi.
2.        Budaya mempunyai suatu peran dalam menetapkan tapal.
3.        Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
4.        Budaya mempermudah tibulnya komitmen pada suatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual sesorang.
5.        Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.[8]
C.           Sejarah Terbentuknya Budaya Organisasi
Organisasi terbentuk akibat dari peran serta subjek dan objek budaya, dalam arti perlu campur tangan dari pelaku-pelaku budaya, sehingga terbentuk dan mempunyai karakteristik budaya sendiri (BO). BO digunakan sebagai alat organisasi dalam menjalankan visi dan misinya dengan lingkungannya. Dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya ini akn terjadi atau akan muncul Budaya Sebagai Infut (BSI), proses interaksi budaya dan Budaya Sebagai Output (BSO).
Budaya organisasi (organizational culture) jika diaplikasikan pada lingkungan menajemen organisasi, lahirlah konsep budaya manajemen (BM). Lebih spesifik lagi, jika BO diaplikasikan pada lingkungan manajemen organisasi sekolah, maka lahirlah konsep budaya manajemen (BM) sekolah.
 Budayaorganisasi terbentuk melalui tahap-tahap sosialisasi secara sistematis sebagai berikut :
1.      Tahap kedatangan
Kurun waktu pembelajaran dalam proses sosialisasi yang terjadi sebelum seorang anggota (civitas) baru bergabung dengan organisasi itu. Mereka datang dengan serangkaian nilai, sikap dan perilaku yang telah dimiliki sebelumnya. Disinalah muncul heteroginitas budaya.Disampingituanggota-anggotabarutersebutmulaibelajarmengenalbersamanilai-nilai yang dianutbersamadalamorganisasi.
2.      Tahap orientasi
Tahap dalam proses sosialisasi dimana seorang anggota (civitas) baru menaksirkan seperti apa sebenarnya organisasi itu dan menghadapi kemungkinan bahwa harapan dan kenyataan dapat berbeda. Pada tahap ini, sering terjadi konflik antara persepsi semula dengan realitas yang mereka temukan pada organisasi yang baru mereka masuki. Mereka dituntut untuk menyelesaikan berbagai problem tersebut selama masa orientasi berlangsung.
Dalam tahap orientasi ini peran seorang  pemimpin benar-benar penting, yaitu dengan gaya dan perilakunya yang bias menciptakan nilai-nilai, aturan-aturan yang dipahami dan disepakati bersama serta mampu  mempengaruhi dan mengatur perilaku individu di dalamnya.
3.      Tahap metamorfosis
Tahap dalam proses sosialisasi  di mana seorang anggota (civitas) baru menyesuaikan diri pada norma dan nilai kelompok kerjanya. Mereka sudah bisa menghayati dan menerima norma-norma organisasi dan kelompok kerja mereka. Disinilah suatu organisasi akan menerima hasil dari proses sosialisasi yang berupa produktivitas, komitmen dan perputaran.
Setelah suatu budaya terbentuk, para anggota dan segala praktik-praktik di dalam organisasi tersebut bertindak untuk mempertahankannya dengan memberikan kepada para anggotanya seperangkat pengalaman yang berisi penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Proses seleksi, criteria evaluasi kerja, praktek ganjaran keefektifan dan pengembang karier, dan prosedur promosi memastikan bahwa mereka yang dipekerjakan cocok dalam bidang itu, mengimbali mereka yang mendukungnya, dan menghukum (dan bahkan memecat) mereka yang menentangnya. Tiga kekuatan memainkan peranan sangat penting dalam mempertahankan suatu budaya : praktek seleksi sebagai pintu masuk para anggota baru, tindakan manajemen puncak sebagai pemegang kendali dalam mewujudkan budaya organisasi, dan metode sosialisasi sebagai sarana perwujudan komitmen para anggota, produktivitas kerja anggota dan perputaran kerja (komunitas).[9]
D.           Fungsi dan Tujuan Budaya Organisasi
1.      Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Anthony dan Govindarajan, ada empat fungsi budaya organisasi:
a.       Memberikan suatu identitas organisasinal kepada para angota organisasi.
b.      Memfasilitasi atau memudahkan komitmen kolektif.
c.       Meningkatkan stabilitas sistem sosial.
d.      Membentuk prilaku dengan membantu anggota-anggota organisasi memilki sense terhadap sekitarnya.[10]
2.      Tujuan Budaya Organisasi
Dalam buku yang disunting oleh Sulistyorini, Edgar H. Schein menjelaskan enam tujuan organisasi, yaitu:
a.       Observed behavioral reguralities, yaitu keberaturan cara bertindak dari para anggota yang tampak teramati.
b.      Norms, yaitu berbagai standar perilaku yang ada, termasuk didalamnya tentang pedoman sejauh mana suatu pekerjaan harus di lakukan.
c.       Dominant values, yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh seluruh anggota organisasi.
d.      Philosophy, yaitu adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan keyakinan organisasi dalam memperlakukan pelanggan dan karyawan.
e.       Rules, yaitu adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan organisasi. Organization climate, merupakan perasaan keseluruhan yang tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi dan tata ruang, cara berinteraksi para anggota organisasi dan cara anggota organisasi memperlakukan dirinya dan pelanggan atau orang lain.[11]





[2] Ibid.
[4] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan islam, (Jakarta : Kencana, 2008), h. 263.
[5] Sulistiyorini, ibid, h. 178.
[6] Ibid.
[8]Sulistiyorini, ibid, 181-182.
[9]Sulistiyorini, ibid, h. 184-186.
[10]http, ibid.
[11]Sulistiyorini, Ibid, h. 180-181.

No comments:

Post a Comment